Halaman

Selasa, 27 November 2012

Anak-anak Palestina Menjadi Korban

Yosef Schraf/CNN

TEL AVIV- Dalam pertempuran roket selama 8 hari antara Israel dan kelompok militan Hamas yang menewaskan 166 orang di jalur Gaza itu, tak sedikit dari korbannya adalah anak-anak. Meski gencatan senjata sudah tercapai, manusia-manusia kecil yang diklaim sebagai “musuh” ini kini masih berjuang melawan trauma.
Yosef yang berusia 4 tahun berbaring di kamar rumah sakit dengan mata bersinar ketika keluarganya menceritakan dongeng untuknya. Anak laki-laki ini menjadi trauma setelah perang di Gaza.
Dia dan keluarganya tinggal di apartemen di Kiryat Malachi di selatan Israel ketika roket dari Gaza menghantam dinding apartemennya dan membuat lubang besar di dindingnya.
Ledakan tersebut menghancurkan jari-jari kecil Yosef, melukai ayahnya dan membunuh ibunya, Mina Scharf. Dokter di Sheba Medical Center mencoba menempelkan kembali keempat jarinya yang putus dan harus mengamputasi 2 jari di antaranya.
Yosef mengetahui tentang ibunya dari ayahnya, Shmuel, yang juga dirawat di rumah sakit yang sama.
“Dia mengatakan, ‘Ibu saya tidak di sini; dia bersama Tuhan.’ Dia tahu ini akan menjadi masa yang sulit,” kata neneknya, Chaya Sarah Scharf.
Tidak jauh dari kamar 12 yang ditempati Yosef, seorang anak lain bernasib sama. Bedanya Bisan al-Agrham yang berusia 8 tahun berasal dari Gaza. Bisan kehilangan 3 jarinya ketika perang menyapa rumahnya.
“Saya mendengar suara roket. Saya bahkan tidak sempat bertanya apa yang terjadi dan roket yang kedua pun jatuh,” kata ibunya Soad al-Aghram.
Ketika debu-debu sisa roket hilang, dia bisa melihat tulang-tulang jari anaknya di lantai.
Anak perempuan ini dibawa ke rumah sakit Gaza tapi sayangnya rumah sakit itu terlalu penuh. Jadi, keluarga meminta ijin Israel untuk melewati perbatasan. Awalnya, ibunya takut mereka akan dianggap musuh.
“Ini situasi yang aneh dan ini pertama kalinya masuk Israel. Saya takut tapi mereka memperlakukan anak saya dengan baik dan saya mengerti pengobatan tidak ada hubungannya dengan politik,” kata al-Agrham.
Yosef dan Bizan hanyalah 2 dari sekian banyak anak yang menjadi korban dari perang antara kelompok Hamas dan Israel yang menyebabkan kerugian sebesar Rp12 triliun itu. Meski gencatan senjata telah disetujui Rabu (21/11) lalu, keadaan di Gaza masih dianggap belum sepenuhnya aman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar