Apakah
ciiri-ciri makalah yang bagus atau berkualitas tinggi itu? Itulah
pertanyaan yang sering dikemukakan mahasiswa ketika dosen memberikan
tugas kepada mereka untuk menulis makalah. Pertanyaan tesebut penting
karena mahasiswa ingin (a) dapat menulis makalah yang bagus demi masa
depan studi dan karir mereka, dan (b) agar mereka dapat memenuhi harapan
dosennya dan mendapat nilai A untuk makalah itu.
Artikel ini berusaha membicarakan ciri-ciri itu. Dengan demikian akan
ada kesepahaman antara dosen dan mahasiswa tentang ciri-ciri makalah
yang sama-sama mereka ingin hasilkan. Hal itu akan membuat penilaian
dosen terhadap makalah mahasiswa menjadi valid dan obyektif serta akan
memudahkan mahasiswa menghasilkan makalah yang sesuai dengan kriteria
dosen tersebut.
Mengapa mahasiswa perlu dilatih menulis
makalah? Tulisan ilmiah adalah sarana komunikasi tertulis yang sering
dilakukan oleh para sarjana )ilmuwan). Tulisan ini bisa biasanya berupa
makalah ilmiah yang disajikan dalam seminar, artikel ilmiah yang
dipublikasikan melalaui jurnal ilmiah, atau laporan penelitian yang
diserahkan kepada sponsor. Sebagai seorang yang sedang belajar menjadi
sarjana (ilmuwan) mahasiswa perlu banyak melatih ketrampilan ini.
Itulah sebabnya mengapa banyak dosen yang meminta mahasiswanya untuk
menulis makalah. Melalui makalah yang ditulis mahasiswa, dosen dapat
menilai kemampuan mahasiswa dalam (a) menerapkan kaidah-kaidah
pendekatan ilmiah dalam memecahkan persoalan yang dihadapi dan (b)
mengemukakan isi fikiran atau penapatnya secara jelas, akurat,
berdasarkan sumber informasi yang dapat dipertanggung jawabkan,
seimbang, kreatif, runtut, dan tertata baik. Ketrampilan menulis
makalah yang baik dan benar ini juga akan memudahkan mahasiswa ketika,
di akhir program, mereka harus menulis skripsi, thesis, maupun
disertasi.
Yang dimaksud dengan makalah yang bagus dalam
artikel ini adalah makalah yang pantas untuk mendapat nilai A. Dalam
bahasa Inggris, makalah seperti ini disebut sebagai makalah yang
’excellent’ (bagus sekali). Makalah-makalah yang tidak memenuhi
standar ini pantas diberi nilai lebih rendah. Makalah yang bagus atau
berkualitas tinggi harus mempunyai kualitas yang dapat diterbitkan
(publishable). Artinya, organisasi (penataan isinya), gaya bahasanya,
dan teknik penulisannya hanya memerlukan sedikit editing saja untuk
bisa diterbitkan.
Ciri-ciri makalah yang bagus.
1. Ciri Umum. Secara umum, makalah yang bagus (berkualitas tinggi) memiliki ciri umum sebagai berikut:
a. Akurat dan menyeluruh (comprehensive).
Artinya,
makalah tersebut menyajikan fakta dan gagasan secara akurat, dan
membahas masalahnya secara lengkap dan tuntas. Makalah tersebut juga
telah mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan calon
pembaca mengenai topik tersebut dan kemudian menjawabnya dengan baik.
b. Memiliki sumber informasi yang baik.
Ini
adalah ciri yang paling penting dari setiap makalah. Makalah yang
bagus mengakui sumbangan penulis lain yang karyanya tentang topik itu
telah diterbitkan. Tidak melakukan hal itu dianggap sebagai praktek
kesarjanaan yang buruk. Makalah tersebut menggunakan sumber informasi
yang beragam (semakin banyak semakin baik). Untuk semua fakta dan
gagasan yang bukan merupakan karya asli penulis makalah diberikan
kutipan. Kutipan langsung digunakan secara jarang, dan dipilih untuk
memberikan ilustrasi gagasan penulis lain dalam bahasa mereka sendiri.
(Penjelasan tentang kutipan dan rujukan lebih lanjut akan diberikan di
bawah.).
c. Seimbang.
Ini berarti bahwa makalah tersebut
membahas fakta, gagasan, dan sudut pandang yang dibicarakan secara
obyektif dan seimbang, dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan
masing-masing. Makalah yang bagus mungkin bersikap kritis terhadap
karya tulis sebelumnya, tetapi tidak memberikan kitik tanpa dasar dan
menyerang secara ad hominem1 kepada penulis lain.
d. Kreatif.
“kreatif”
dalam pengertian ilmiah berarti bahwa makalah tersebut tidak sekedar
menyajikan fakta belaka, tetapi ini tidak berarti bahwa informasi yang
disajikan itu “dikarang” atau tidak berdasarkan fakta. Dalam makalah
yang berkualitas, fakta-fakta itu ditata, dianalisa, dipadukan, dan
digunakan sebagai dasar kesimpulan dengan cara yang inovatif, kreatif,
dan orisinal.
e. Secara teknis, penulisannya benar.
Ini berarti bahwa makalah tersebut terbebas dari kesalahan gaya bahasa, tatabahasa, tanda baca, penggunaan kata, dan ejaan.
f. Tertata dengan baik.
Ini
berarti bahwa makalah tersebut memiliki tujuan yang jelas. Dalam
makalah yang berkualitas, materinya ditata secara logis, dengan
kata-kata transisi yang baik di antara bagian-bagiannya dan dengan
kecepatan yang tepat.
2. Struktu makalah. Makalah yang bagus hendaknya terdiri atas 4 bagian pokok:
a. Bagian pendahuluan.
Bagian
pendahuluan harus merupakan pernyataan yang jelas, menarik, dan ringkas
tentang (a) topik yang akan dibahas dalam makalah tersebut, (b)
bagaimana kaitan topik tersebut dengan bidang ilmu yang sedang
dibicarakan dan terutama dengan sub-bidang ilmu Anda (penulis), serta
(c) mengapa topik tersebut penting dan menarik untuk dibicarakan. Dalam
makalah yang berbasis penelitian, hipotesis yang akan diuji disajikan
dalam bagian ini.
b. Batang tubuh makalah.
Dalam makalah
yang berdasarkan penelitian, bagian ini dibagi menjadi bagian “materi
dan metode penelitian,” bagian “hasil/temuan penelitian,” dan bagian
“diskusi/pembahasan.” Untuk makalah akademik (makalah kelas),
bagian-bagian ini mungkin kurang begitu tampak jelas, tetapi materi
tersebut perlu disajikan di bagian ini. Untuk makalah yang disajikan
dalam seminar/konferensi, bagian “hasil/temuan penelitian” dan
“pembahasan” ini seringkali digabungkan.
- Dalam bagian materi
dan metode penelitian, penulis mengungkapkan dari mana dan bagaimana
dia memperoleh data atau gagasan yang dibicarakan dalam makalah itu.
Penulis juga menjelaskan metode, prosedur, atau pendekatan yang akan
digunakan untuk memeriksa data atau gagasan tersebut.
- Di
bagian hasil/temuan penelitian, penulis menyebutkan hasil-hasil analisa
atau evaluasinya terhadap data atau gagasan yang ditelitinya.
- Di
bagian diskusi/pembahasan, penulis membicarakan implikasi dan makna
dari hasil/temuan penelitiannya itu. Setiap faktor yang mungkin
mempengaruhi hasil/temuan tersebut, termasuk bias penulis sendiri,
hendaknya dibicarakan di sini.
c. Ringkasan dan Kesimpulan.
Makalah
yang bagus mempunyai ringkasan di bagian akhirnya. Dalam laporan
penelitian yang formal, ini disebut bagian ”penutup/kesimpulan.”
Ringkasan itu hendaknya menyatakan kembali secara ringkas tujuan
makalah, setiap hipotesis yang diuji, materi dan metode penelitian yang
digunakan, dan hasil yang diperolehnya. Kesimpulan kemudian ditarik
berdasarkan hasil/temuan penelitian tersebut. Dalam makalah laporan
penelitian, penulis menyatakan apakah hipotesis tersebut diterima atau
ditolak. Ringkasan tesebut menyatakan berakhirnya penelitian yang telah
ia lakukan tetapi menyebutkan penelitian lanjutan yang masih harus
dilakukan mengenai topik tersebut.
d. Daftar Pustaka.
Makalah
yang bagus menyertakan daftar pustaka (bibliografi). Bagian ini bisa
juga disebut sebagai ”daftar sumber yang dikutip”. Ruukan dibeikan
untuk semua karya yang dikutip dalam makalah, dan hanya karya yang telah
dikutip saja. (Untuk pembahasan lebih lanjut tentang hal ini, lihat di
bawah.)
3. Kutipan.
Kutipan adalah rujukan ke sumber
informasi yang disebutkan dalam makalah. Format kutipan yang benar
adalah penting. Secara umum, bidang ilmu sains (seperti Anthropologi)
menggunakan format kutipan yang bebeda dari bidang humaniora (misalnya,
Bahasa Indonesia). Oleh karena itu, gunakan format kutipan yang tepat
sesuai dengan bidang ilmu tersebut.
a. Apa yang harus Anda kutip?
Pada
dasarnya, yang harus Anda kutip adalah setiap fakta atau gagasan,
kecuali kalau itu merupakan (a) pengetahuan umum, atau (b) data,
hasil/temuan, kesimpulan, atau gagasan asli Anda sendiri.
- Yang
dimaksud dengan pengetahuan umum adalah pengetahuan yang dapat Anda
harapkan dimiliki oleh setiap orang yang Anda temui. Misalnya, Susilo
Bambang Yudhoyono adalah Presiden Indonesia tahun 2004-2009.”
- Data,
temuan, kesimpulan, atau gagasan orisinal yang Anda kumpulkan, amati,
deduksi, atau fikirkan untuk pertama kalinya di dunia (sejauh tercatat
dalam literatur yang ada._
b. Format kutipan.
Format
dasar suatu kutipan adalah (Penulis, tanggal) atau (Para penulis,
tanggal). Sebagai contoh, (Brackman, 1980) atau (Gonick & Wheelis,
1983). Kebanyakan editor lebih suka Anda menggunakan tanda “&”
daripada kata “dan”. Berikut ini adalah beberapa penyempurnaan dan
pengecualian atas prinsip dasar di atas.
- Dalam makalah ilmiah, penggunaan ibid, op.cit., dan susunan serupa itu hendaknya dihindari.
- Apabila
ada lebih dari dua penulis, Anda hendaknya menggunakan ”et.al.”
Sebagai contoh, (Barkow et.al., 1992) dan bukan (Barkow, Cosmides, dan
Tooby, 1992).
- Untuk menyitir beberapa sumber fakta atau gagasan,
letakkan semuanya dalam tanda kurung yang sama dan pisahkan
masing-masing dengan tanda titik-koma. Urutkan sumber itu berdasarkan
tanggal penerbitannya (yang paling tua lebih dahulu) dan secara
alfabetis bila ada dua sumber yang bertahun penerbitan sama. Sebagai
contoh, (Darwin, 1872; Ardrey, 1996; Williams, 1966; Carey, 1982).
- Ketika
menyitir dua atau lebih karya tulis dari seorang penulis, sebutkan nama
penulis itu sekali saja dan pisahkan tahun penerbitan karya itu dengan
koma. Sebagai contoh, (Barkow, 1973, 1978, 1989; Leslie, 1987, 1988).
Jika ada dua atau lebih karya yang diterbitkan dalam tahun yang sama,
gunakan huruf sesudah tahun penerbitan itu untuk membedakannya. Sebagai
contoh, (Daly & Wilson, 1984a, 1984b, 1987). Gunakan huruf itu
juga ketika Anda merujuk kutipan itu dalam daftar pustaka.
- Nomor
halaman biasanya tidak digunakan kecuali untuk kutipan langsung.
Ketika mengutip langsung, letakkan nomor halaman itu sesudah tahun
penerbitan, dan pisahkan dari tahun penerbitan itu dengan titik dua
(:). Sebagai contoh, (Hooton, 1935:113-114).
- Apabila Anda
menyebut nama penulis di dalam teks makalah Anda, sertakan hanya tahun
penerbitannya saja, sesudah namanya. Sebagai contoh, Conroy (1997)
membahas tentang X, tetapi Lewin (1989) tidak.
c.
Kekecualian dan prinsip-prinsip kecil lainnya memang ada. Kalau Anda
ragu-ragu tentang format kutipan dan rujukan yang tepat untuk makalah
Anda, mintalah penjelssan dosen Anda.
4. Rujukan/referensi.
Rujukan
adalah daftar bacaan yang Anda cantumkan dalam daftar pustaka
(bibliografi). Rujukan ini harus sesuai dengan kutipan yang ada dalam
makalah Anda. Ini berarti bahwa setiap kutipan yang ada dalam teks
makalah Anda harus mempunyai rujukan dalam daftar pustaka Anda. Jangan
memasukkan rujukan lebih dari satu kali, meskipun Anda mengutipnya
beberapa kali. Jangan memasukkan rujukan dalam daftar pustaka Anda jika
Anda tidak mengutipnya dalam teks makalah Anda.
a. Format rujukan
hendaknya mengikuti format yang digunakan di jurnal utama dalam
disiplin atau sub-disiplin ilmu Anda. Sebagai contoh, kalau Anda
menulis di bidang anthropologi fisik, Anda tidak akan keliru kalau
menggunakan format rujukan yang digunakan dalam American Journal of
Physical Anthropology, walaupun ahli paleoanthropologi bisa memilih
untuk menggunakan format yang digunakan dalam Journal of Human
Evolution, ahli primatologi mungkin menggunakan format yang digunakan
dalam the American Journal of Primatology. Format yang digunakan untuk
merujuk dokumen eletronik (yang diperoleh dari internet atau sumber
serupa) adalah serupa dengan yang digunakan untuk dokumen tercetak, dan
pedoman untuk menyitir materi jenis ini mudah diperoleh di internet.
b.
Format rujukan itu amat beragam, dan berubah seiring perubahan waktu.
Komponen terpenting suatu rujukan adalah (1) nama penulis, (2) tahun
penerbitan, (3) judul karya tulis, dan (4) bagaimana dan di mana karya
tesebut dapat diperoleh. Bagaimana dan di mana karya tulis itu dapat
diperoleh bisa berupa judul jurnal serta volume dan nomor halamannya,
nama penerbitnya dan kota kedudukan penerbit tersebut, atau informasi
lainnya. Berikut ini adalah beberapa contoh format dari the Americahn
Journal of Physical Anthropology.
- Suatu Artikel dalam jurnal:
Contoh:
Cartmill
M, MacPhee RDE, and Simons EL (1981) Anatomy of the temporal bone in
early anthropoids with remarks on the problem of anthropoid origins. Am.
J. Phys. Anthropol. 56:3-21.
Perhatikan
bahwa baris pertama rujukan itu ke luar ke sisi kiri beberapa huruf.
Format ini tidak membolehkan penggunaan et al. dalam rujukan (walaupun
boleh dalam kutipan)—nama semua penulis haris disebutkan. Digunakan
singkatan nama dan bubkan nama selengkapnya. Tahun penerbitan ditulis
dalam kurung, dan ditulis sesudah nama penulisnya. Judul artikel tidak
ditulis dalam huruf besar, kecual huruf pertamanya. Judul jurnal
disingkat (dengan hanya menggunakan singkatan baku) dan tidak digaris
bawahi ataupun dicetak miring. Nomor voume jurnal dicetak miring.
Nomor penerbitan jurnal biasanya tidak disebutkan.
Contoh:
Struhsaker TT (1975) The Red Colobus Monkey. Chicago: University of Chicago Press.
Perhatikan
bahwa semua aturan yang diterapkan pada artikel jurnal juga diterapkan
di sini. Huruf pertama setiap kata utama dalam judul itu ditulis dalam
huruf besar, tetapi judul itu tidak digaris bawahi atau dicetak miring.
Kota utama penerbit disebutkan.
- Makalah dalam terbitan yang diedit.
Contoh:
Guha
BS and Basu PC (1938) Laporan tentang kerangka manusia yang digali di
Mohenjo-Daro di tahun 1928-29. Dalam EJH MacKay (ed.): Further
Excavation at Mohenjo-Daro. New Delhi: government of India Press, hal.
613-638.
Pedoman
untuk ini banyak terdapat di internet, salah satunya dapat ditemukan di
http://www.bedfordstmartins.com/online/citex.html.
Sumber: Undergraduate Advising worksheets, The Department of Anthropology, at the University of Montana –Missoula dengan alamat: http://www.anthro.umt.edu/advising/excellent_paper.htm (diakses pada tanggal 10 Mei, 2009).
Catatan akhir: 1menggunakan perasaan atau prasangka dan bukan akal atau menyerang sifat pribadi dan bukan pendapat yang dikemukakan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar